Journal of

Diantara Dataran Dieng, Wonosobo (Foto)



















0

Diantara Dataran Dieng, Wonosobo

Seperti biasa siang tiu setelah kelas di kampus, kami langsung menuju tongkrongan wajib yaitu kantin kampus. Obrolan kali ini terbilang santai, tapi cukup berbeda sebelumnya karena saya yang memulai obrolan. Saya mulai obrolan tentang tempat wisata yang biasa tetapi tidak biasa (maklumlah saya masih traveler newbie). Bak gayung bersambut teman-teman siang itu pun mulai memberitahu saya tempat yang saya maksud tadi. 

Awalnya tempat yang mereka rekomendasikan semua itu sangat asing sekali tetapi ketika saya mendengar kata ‘Dieng’ dan ‘Sikunir’, sama sekali saya tidak tau tempat apa itu, (sungguh miris anak yang kuliah di jurusan Pariwisata tidak mengetahui tempat wisata yang satu ini). Kemudian, dengan gaya sedikit sombongnya teman saya memperlihatkan foto waktu dia berada di Dataran Tinggi Dieng dan foto yang membuat saya kagum adalah ketika dia melihat Sunrise di Puncak Sikunir. Mulai saat itulah saya mulai kepo dengan Dieng dan Sikunir (hehe). 

Setelah saya mulai mengetahui semua tentang Dieng dari internet, ada satu fakta yang membuat saya merasa wajib untuk kesana, fakta itu kalau kita berdiri di Puncak Sikunir maka kita akan bisa melihat Sunrise diantara lima Gunung (wooww). Sungguh sulit untuk mencari pemandangan seperti itu dimuka bumi ini. Akhirnya saya mulai mencari waktu yang pas untuk menuju kesana.
Sabtu, 29 Maret 2014 pukul 15.30 waktu setempat saya dengan teman-teman sesama traveler tiba di Dataran Tinggi Dieng disambut dengan suhu yang sangat dingin khas Dieng. Untungnya homestay tempat kami tinggal sementara, menyediakan kamar mandi air panas, tanpa panjang lebar lagi saya pun langsung menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan yang sudah mulai layu.
Satu jam setelah istirahat, kami pun mulai bergegas untuk menuju spot wisata pertama yaitu Telaga Warna beserta Goa-Goa yang disakralkan umat Hindu. Entah kenapa sore itu kami begitu lama berada di Telaga Warna hampir 2 jam kami berkeliling, menurut saya kami terhipnotis karena begitu sejuk dan indahnya tempat ini. Setelah hampir 2 jam memanjakan mata dan merasakan udara sore di Dieng yang begitu sejuk, kami pun kembali menuju homestay untuk melanjutkan ke spot yang kedua.
Spot wisata yang kedua ini terbilang sangat unik ketika kami mendatanginya, karena kami berwisata dimalam hari sekitar jam 9 malam. Alhasil, kami pun memakai pakai-pakaian yang tebal karena untuk menghindari udara dingin. Pendapat saya kalau kita berwisata malam hari itu pasti kita jarang menemui orang yang juga berwisata. Benar, malam ini ternyata tidak banyak orang yang berwisata ke candi ini. Kami pun bebas masuk tanpa membayar tiket masuk, karena penjaga komplek sudah pulang (wisata gratis) hehe. Wisata ke candi ini berlangsung tidak lama, karena kami harus balik ke penginapan untuk menyiapkan tenaga mendaki puncak Sikunir.

Tepat pukul 2 dinihari serentak alarm dari handphone kami berbunyi, kami pun bersiap-siap dan menuju kaki bukit Sikunir. Sekitar 40 menit perjalanan kami pun tiba di kaki bukit, tanpa disangka-sangka sebelumnya ternyata sudah banyak sekali orang-orang berkumpul yang juga ingin menyaksikan matahari terbit. Pendakian menjelang pagi itu pun sangat ramai, karena orang-orang banyak sekali dari mulai anak kecil, remaja bahkan para orang tua. Ketika mendaki kami memper cepat langkah kami, agar kami mendapat spot yang bagus diatas menyambut matahari terbit dari timur. 

Akhirnya momen-momen yang kami tunggu itu pun tiba, matahari terbit dari timur. Namun semua orang yang berada dipuncak Sikunir pagi itu kurang beruntung, karena Sunrise yang ditunggu-tunggu tidak begitu terlihat jelas karena tertutup kabut yang menyelimuti. Tetapi kami pun tidak begitu langsung pulang, kami tetap mengarahkan kamera yang ditangan kami untuk mengabadikan momen-momen bagus sebelum balik ke tempat homestay.
Diperjalanan sebelum pulang kami pun menyempatkan datang ke spot yang ketiga. Kami menuju beberapa candi yang kemarin belum sempat kami kunjungi. Komplek candi yang kami datangi ini terbilang sangat banyak candi yang terdapat. Selain ada candi-candi dikomplek candi ini kami menemui beberapa badut yang menawarkan jasa foto bersama. Karena melihat tingkah laku badut-badut ini menawarkan jasa foto, akhirnya kami pun tergiur untuk melakukan foto bersama. Terlihat banyak orang-orang mengantri untuk berfoto setelah kami melakukannya. Dan ternyata itu menjadi sesi wisata yang terakhir dispot yang ketiga ini sebelum menuju spot yang ke 4.

Kawah Sikidang adalah spot terakhir yang kami kunjungi sebelum meninggalkan dataran tinggi Dieng. Sebelum masuk menuju komplek kami ditawari oleh beberapa penjual masker untuk mencegah agar tidak menghisap udara yang ada disekitar kawah. Di spot yang terakhir ini, kami berwisata begitu lama dari spot-spot sebelumnya karena kami sempat berwisata kuliner juga. Banyak sekali jajanan-jajanan yang dijual oleh para penjual yang menawarkan makanan dan buah-buahan khas Dieng, kami pun tidak melewatkan momen ini. Sekitar 3 jam berwisata dikawah Sikidang, mengabadikan banyak momen dispot yang terakhir ini kami pun mengakhiri wisata hari itu yang menjadi penutup dari wisata kami ke Dataran Tinggi Dieng,Wonosobo.
0

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com