Perjalanan menuju Banyuwangi bukanlah perjalanan sebentar dari Jogjakarta. Butuh waktu lebih dari 12 jam untuk tiba di kabupaten paling ujung Pulau Jawa ini. Saya dan berlima teman saya berencana hanya mendatangi dua tempat wisata saja yang paling terkenal di Banyuwangi. Kami pun berangkat sekitar jam 8 pagi dari Stasiun Lempuyangan Jogjakarta menuju stasiun Banyuwangi tiba sekitar jam sepuluh malam menggunakan kereta ekonomi. Wow, sangat membosankan, namun apalah daya perjalanan saat itu harus dinikmati walaupun susah untuk dinikmati haha.
Ketika
tiba kami langsung dijemput dengan mobil charter’an
beserta supirnya yang super. Kenapa super ? karena saat dia sedang mengemudikan
mobil sama seperti mengemudikan pesawat alias ngebut...but..but... alhasil kami pun senam jantung dibuatnya
apalagi pada malam hari. Perjalanan yang harusnya ditempuh sekitar 5 jam dapat
dipercepatnya menjadi 3,5 jam ‘WOW’ dan
mulailah petualangan kurang sehari kami di Banyuwangi.
Tujuan
pertama kami adalah mendaki Gunung Ijen lalu menuju kawah Ijen untuk melihat
Blue Fire atau Api Biru yang ada di Indonesia. Sebenarnya gunung ini terletak
di kabupaten Malang namun perjalanan menujunya lebih mudah dari kabupaten
Banyuwangi. Sekedar informasi, bahwa Api Biru yang langsung dari alam hanya ada
dua di dunia yakni di Islandia dan Indonesia saja jadi dibelahan bumi manapun
tidak ada menurut salah satu sumber informasi di mbah gugel hehe.
Pendakian
pun dimulai, trek yang dilewati cukup terjal karena posisi kemiringan dan juga
kelak-kelok jalan yang dilewati sangat banyak. Selain itu pula di sebelah kiri
dan kanan kita adalah jurang yang tinggi, karena kami melakukan pendakian saat malam
hari maka jurang-jurang itu tidak terlihat. Malam itu, cukup banyak para
pendaki yang juga memburu Blue Fire, alhasil trekking pun cukup ‘berisik’ hehe. Kurang lebih 3 jam kami melakukan
pendakian akhirnya kami tiba dipuncak gunung, kami pun langsung disambut dengan
kabut dan dingin pun mulai merasuk sampai ke tulang sum-sum. Perjalanan pun
kami lanjutkan, untuk mendekati Kawah Ijen dimana Blue Fire berada.
Setelah
sampai diatas kawah, kami pun langsung turun mendekati Blue Fire. Akhirnya kami
pun menyewa pemandu untuk mengarahkan kami jalan yang cepat untuk sampai ke
bawah. Pemandu kami itu tak lain adalah orang penambang di kawah itu sendiri
dan sudah pasti dia sudah sangat hafal dengan trek-trek yang ada. Sekitar 45
menit akhirnya kami pun berada sangat dekat dengan Blue Fire atau Api Biru. Wow, sangat indah sekali apinya saya
merasa sangat bangga ketika dekat sekali. Alhasil kamera yang saya bawa pun tak
henti-hentinya berbunyi mengambil gambar hehe.
Namun
ketika kami berjalan mendekati Blue Fire, saat itu salah seorang penambang
menyiramkan air ke arah Blue Fire dan akhirnya kami pun diserang oleh asap
belerang yang membuat sesak nafas dan juga kami batuk-batuk. Setelah kejadian
itu pun kami enggan untuk mendekati kembali dan setelah melakukan pertimbangan
kami pun bergegas kembali ke atas untuk menyambut Sunrise dari atas Gunung Ijen. Sekitar 1,5 jam kami menikmati
pemandangan dari atas Gunung Ijen kami pun memutuskan untuk kembali ke bawah
dan melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Baluran.
Sekitar
4,5 jam melakukan perjalanan kami pun tiba di Taman Nasional Baluran. Apa
aktifitas kami ketika sampai di Baluran ? Mandi, ya mandi... setelah dua hari
tidak mandi kami pun mandi dan alangkah segarnya saat itu hehe. Namun sebelumnya kami mendatangi Pantai Bama yang juga ada di
kawasan TN. Baluran. Disitu terkenal dengan monyet-monyetnya yang nakal,
apabila kita tidak waspada dengan barang bawaan kita maka jangan heran
tiba-tiba mereka membawa barang kita tersebut.
Kemudian
setelah selesai mandi kami pun menikmati pemandangan sore di Baluran. Baluran
sendiri terkenal dengan Savanna’nya yang sangat mirip dengan yang ada di Afrika
sana. Tetapi pemandangan itu hanya kita bisa temukan dimusim kemarau saja
karena saat kemarau lah yang paling pas untuk menikmati Baluran. Selain itu
Banteng serta kijang-kijang yang ada di Baluran sangat menambah kesan seperti
di Afrika. Wow, indah sekali bukan.
Kalau saja kami datang pada saat bulan kemarau pasti akan menemui itu.
Namun
pada saat kami datang kemarin yaitu pada musim hujan , yang kami lihat hanya hamparan
hijau yang luas di Taman Nasional Baluran seperti lapangan sepakbola. Ya, hijau
sekali sejauh mata memandang. Hewan-hewan yang biasanya nangkring disana pun
tak nampak terlihat, karena mereka jarang dikeluarkan apabila musim hujan tiba.
Kami pun kembali mengeluarkan kamera
yang ada di tas lalu mengambil gambar sebanyak-banyak sebelum matahari terbenam
di belakang salah satu gunung yang berada dekat dengan Baluran.
Akhirnya
setelah puas mengambil gambar di Baluran, kami pun beranjak meninggalkan Taman
Nasional Baluran menuju Pelabuhan untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Lombok
dengan menyebrangi Pulau Bali terlebih dahulu. Perjalanan menjajah Banyuwangi
pun cukup memuaskan bagi diri saya sendiri, karena saya dan teman-teman dapat
mendatangi tempat-tempat wisata yang menjadi andalan di kabupaten Banyuwangi.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar